Tauhid atau keesaan Allah dalam Al-Quran, penekanan tentang keesaan Allah ini tercantum dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4, yang berbunyi: âKatakanlah: âDialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tumpuan harapan (tempat bergantung segala sesuatu). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.ââ
Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul dan muatan pokok seluruh kitab suci yang diturunkan Allah ke muka bumi. Allah taâala berfirman (yang artinya), âSungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang berseru: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut/sesembahan selain Allah.â (QS. an-Nahl: 36).
Kajian Tentang "Tauhid uluhiyah" Radio Rodja | Senin, 05 November 2018 Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah (Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.)
rububiyah dan uluhiyah, serta meyakini semuanya itu mempunyai nama dan sifat. Jenis Tauhid : Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asmaâ Wa Shifat. Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam segala perbuatan-Nya, Dia-lah yang menciptakan, memiliki, dan mengatur makhluk-Nya. Dalil-dalil tentang Tauhid. 1.
Tauhid terbagi menjadi 4 yaitu, asma wa sifat, rububiyah, mulkiyah dan uluhiyah. 1. Asma wa sifat. Tauhid asma wa sifat adalah mengesakan Allah dalam kesempurnaan dzat, nama, sifat dan kemampuan-Nya. Caranya adalah menetapkan keempat hal tersebut apa adanya sebagaimana yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Sehingga dapatdiketahui bahwa pembagian Tauhid dibagi menjadi tiga. Yaitu Tauhid rububiyah, Tauhid uluhiyah, dan Tauhid asmaâ washifat. Penjelasan Tiga Cabang Tauhid. Setelah mengetahui bahwa Tauhid memiliki 3 bagian. Maka kita harus pula memahami atas tiga cabang tersebut. Berikut adalah penjelasannya.
Di sisi lain, Ibn Taymiyyah menekankan sentralitas tauhid uluhiyah seraya menggambarkan kemungkinan keterpisahannya secara praktis dari tauhid rububiyah. Beliau, misalnya, mengutip kasus kaum musyrikin yang bertauhid hanya dengan tauhid rububiyah saja seraya berargumen dengan surah Luqman ayat 25 dan surah al-Muâminun ayat 86 dan 87. 52
Pada kitab ini âkitab tauhid- fokus pembahasannya adalah tentang tauhid al-Uluhiyah (tauhid al-âIbadah). Dan dalam bab pertama ini Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan 7 dalil tentang pengesaan Allah dalam peribadatan.
Orang yang membagi Tauhid kepada Rububiyah dan Uluhiyah ini berpendapat bahwa orang-orang Jahiliyah beriman kepada Allah swt dalam aspek Rububiyahnya saja. Hal ini jelas-jelas bertentangan dengan al Qurâan dan Sunnah Nabi saw yang mengatakan secara tegas bahwa orang-orang kafir Jahiliyah sama sekali tidak beriman kepada Allah swt, baik
Kedua; mengimani rububiyah Allah Ta'ala. Maksudnya meyakini bahwa hanya Allah Ta'ala saja sebagai Rabb, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang membantu-Nya (tauhid rububiyah). Rabb artinya: Pencipta, Raja, dan Pengatur (pemelihara). Tiada pencipta, raja dan pengatur urusan makhluk selain Allah. Allah Ta'ala berfirman:
gWW1OQ.